Read more
Berita Menarik Terbaru – Berita terbaru tentang Produktivitas Pekerja RI Terus Meningkat
loading…
Peningkatan produktivitas pekerja Indonesia yang diungkapkan Sesditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan Kunjung Masehat mengacu pada data Asian Productivity Organization (APO) dan The Conference Board dalam Total Economy Database.
Data APO mencatat, pada 2015 produktivitas per pekerja Indonesia mencapai USD24,3 ribu. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibanding produktivitas pada 1990. Artinya, selama 25 tahun produktivitas Indonesia tumbuh 3,1% per tahun.
Adapun, menurut data The Conference Board dalam Total Economy Database, produktivitas per pekerja Indonesia pada 2017 telah menembus USD24,6 ribu. APO memberikan peringkat Indonesia pada urutan kesebelas dari 20 negara yang produktivitas pekerjanya baik. Jika dilihat dari sesama negara ASEAN, Indonesia ada di urutan keempat.
Sedangkan dari sisi daya saing, Indonesia berada pada posisi ke-36 di antara 137 negara. Adapun di tingkat ASEAN, Indonesia berada pada posisi keempat di antara sembilan negara ASEAN yang tercatat dalam The Global Competitiveness Report 2017-2018.
“Menjadi yang terbaik adalah penting, tetapi menjadi lebih baik dari sebelumnya itu jauh lebih penting. Terus-menerus memperbaiki, berinovasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah hakikat produktivitas,” ujar Kunjung Masehat pada acara Conference and Workshop on Innovation Development di Jakarta, kemarin.
Kunjung mengajak seluruh elemen bangsa turut serta dalam mengembangkan inovasi untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional. Menurutnya, banyak pemikiran atau konsepsi di tengah masyarakat yang dapat membantu pada tercapainya sustainable productivity dan sustainable development. Menurut dia, ada beberapa faktor untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Selain perbaikan kualitas sumber daya manusia, katanya, juga dibutuhkan pemanfaatan teknologi, perbaikan manajemen, dan peningkatan inovasi yang sebaiknya dilakukan bersama antara pemerintah dan swasta. Kunjung menjelaskan, keterlibatan Indonesia di APO terjadi sejak 1962.
Meski sudah bergabung lama, dia menyayangkan masuknya Indonesia di organisasi antar pemerintahan regional ini belum dimaksimalkan dengan baik oleh masyarakat. “Ada topik industri, service area, agrikultur, dan penurunan nilai aset (impairment) yang bisa dibahas untuk inovasi selanjutnya,” jelasnya.
Dia lantas meminta kementerian, badan, serta akademisi dari berbagai perguruan tinggi bisa melakukan pertukaran informasi di organisasi tersebut. Misalnya saja untuk mencari solusi bagaimana menjawab tantangan pengangguran terbuka yang saat ini persentasenya 5,3% dari jumlah penduduk Indonesia.
Acara Conference and Work shop on Innovation Development yang berlangsung selama dua hari (6-7 Maret) ini merupakan hasil kerja sama Ditjen Binalattas Kemnaker dengan APO dan Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis (DIIB) Universitas Indonesia.
Adapun dua narasumber yang dilibatkan dalam acara ini adalah Deputy Secretary General of The National Science Technology and Innovation Policy Office, Ministry of Science and Technology of Thailand, Akkharawit Kanjana-opas, PhD, dan Former Director of Gyeonggi Center for Creative Economy and Innovation (GCCEI) Republic of Korea, David Sehyeon Baek.
Peneliti CIPS Imelda Freddy menilai peningkatan produktivitas pekerja wajar karena berbagai aspek yang menjadi faktor produktivitas pekerja pun meningkat. “Contohnya, tingkat pendidikan dari SDM, selain semakin banyak penduduk Indonesia yang mengenyam pendidikan, kualitas pendidikan di Indonesia pun semakin baik,” katanya kepada KORAN SINDO.
terima kasih sudah membaca berita tentang Produktivitas Pekerja RI Terus Meningkat
Sumber
0 Reviews